Follow me

Senin, 19 April 2010

Bila bayar pajak jangan dikurangi dan dilebihkan

Sejak kita dilahirkan, kita sudah dilekatkan oleh sesuatu hal yang bernama pajak. Pajak adalah sesuatu hal yang tidak dapat kita pungkiri keberadaannya. Pajak merupakan suatu iuran wajib dan sifatnya dapat dipaksakan. Tetapi, baru - baru ini, seperti yang telah kita ketahui bahwa instansi pajak sedang tercoreng namanya karena kasus makelar pajak Gayus. Kasus ini pada saat ini tengah menjadi sorotan tajam. Banyak sekali dampak yang terjadi akibat dari kasus ini. Salah satunya banyak masyarakat yang sekarang jadi malas membayar pajak dikarenakan takut uangnya hanya akan dikorupsi saja oleh orang - orang yang tidak bertanggung jawab. Bukannya untuk memperbaiki fasilitas umum tetapi malah buat foya - foya pejabat - pejabat tinggi pemerintahan.

Dengan adanya kasus ini Dirjen Pajak M.Tjiptardjo mengajak wajib pajak untuk tetap bersemangat dalam membayar pajak. Disamping itu, dia juga menambahkan sebaiknya wajib pajak membayar pajak yang pas, artinya tidak kurang dan tidak dilebihkan pembayarannya. Dia pun mengingatkan bahwa setiap penghasilan yang didapat melekat kewajiban untuk menyetorkan pajak untuk kepentingan pembangunan.

Pada kesempatan kali itu pun, dia meminta kepada wajib pajak terutama wajib pajak badan untuk tidak kapok membayar pajak dengan terjadinya banyak kasus yang terjadi sekarang - sekarang ini. Hal ini dikarenakan jika wajib pajak tidak mau lagi membayar pajak maka pengaruhnya akan sangat besar dalam penerimaan negara. Dia menambahkan, kasus Gayus jangan menurunkan semangat kita untuk membayar pajak dan kita harus ikut berbenah memperbaiki prnyimpangan yang ada dengan tidak memberikan kesempatan kepada oknum - oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengambil keuntungan pribadi.

Sumber : http://economy.okezone.com/read/2010/04/19/20/324002/bayar-pajak-jangan-dikurangi-dilebihkan

Pertamina Akan Impor 200 Ribu Barel Minyak

Di tahun 2010 ini, ternyata Indonesia masih melakukan impor minyak dari Arab Saudi. Baru - baru ini dikabarkan bahwa pihak Pertamina baru saja akan mengimpor 200.000 barel minyak dari Saudi Aramco. Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan bahwa Indonesia masih banyak kekurangan akan minyak sehingga harus melakukan impor dari negara lain.

Pada saat ini, sudah tersedia 125.000 bph, olth karena itu akan ditambah lagi sebanyak 200.000 barel karena masih kekurangan dan juga untuk kebutuhan jangka panjang. Impor minyak ini ternyata telah dilakukan selama 20 tahun yang lalu. Sehingga kita pun sekarang tau bahwa minyak bumi sangat langka ditemukan di negara kita sampa - sampai kita harus mengimpor dari negara lain. Bahkan sampai saat ini pun tidak ada yang bisa menjawab sampai kapan Indonesia akan terus melakukan impor dari negara lain.

Sumber : http://economy.okezone.com/read/2010/04/19/320/324001/pertamina-akan-impor-200-ribu-barel-minyak

Senin, 12 April 2010

Analisis Pengaruh Financial Leverage Dengan Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Pada Perusahan yang Terdaft

Analisis Pengaruh Financial Leverage Dengan Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Pada Perusahan yang Terdaftar Dalam LQ45
YAYUK DARYANTI
3EB01
21207184
BAB I
PENDAHULUAN


1.1.Latar Belakang Masalah

Di era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat bersaing dan memperoleh laba yang berkesinambungan. Laba yang diperoleh tentunya merupakan salah satu tujuan perusahaan sebagai institusi bisnis. Dalam mencapai tujuan tersebut di atas, perusahaan harus inovatif dan mampu melakukan penyesuaian diri terhadap perubahan – perubahan di regional dan dalam negeri seperti kebijakan – kebijakan pemerintah dan kondisi politik. Hal – hal tersebut baik secara langsung atau pun tidak langsung sangat berpengaruh terhadap kebijakan – kebijakan yang diambil perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus senantiasa berusaha agar tumbuh dan berkembang secara sistematis dengan berorientasi kepada pertumbuhan dan perkembangan perusahaan yang dinamis melalui pemanfaatan seluruh potensi sumber daya perusahaan.
Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui keputusan atau kebijakan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan deviden yang tercermin dalam harga saham di pasar modal, demikian jika dilihat dari sudut pandang manajemen keuangan. Tujuan ini sering diterjemahkan sebagai suatu usaha untuk memaksimumkan nilai perusahaan (Almilia dan Silvy : 2006).
Untuk memenuhi hal di atas, perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya memerlukan dana yang cukup agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan lancar. Perusahaan yang kekurangan dana akan mencari dana untuk menutupi kekurangannya akan dana tersebut. Dana tersebut dapat diperoleh dengan cara memasukkan modal baru dari pemilik perusahaan atau dengan cara melakukan pinjaman ke pihak di luar perusahaan. Apabila perusahaan melakukan pinjaman kepada pihak di luar perusahaan maka akan timbul utang sebagai konsekuensi dari pinjamannya tersebut dan hal itu berarti perusahaan telah melakukan financial leverage. Financial leverage dianggap menguntungkan apabila laba yang diperoleh lebih besar daripada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utang tersebut. Financial leverage dianggap merugikan apabila laba yang diperoleh lebih kecil daripada beban tetap yang timbul akibat penggunaan utangnya tersebut.
Dari pinjaman yang telah didapatkan maka perusahaan dapat menambah investasinya. Dalam menanamkan investasinya perusahaan pasti mengharapkan pengembalian yang maksimal dari investasinya tersebut. Penggunaan utang dalam investasi sebagai tambahan untuk mendanai aktiva perusahaan diharapkan dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh pemilik perusahaan dibandingkan hanya dengan menggunakan modal sendiri yang jumlahnya lebih terbatas.
Dalam realiasinya financial leverage selalu dihubungkan dengan return on investment (ROI), return on equity (ROE), dan earning per share (EPS). Hal ini dikarenakan financial leverage mempunyai pengaruh terhadap ROI, ROE, dan EPS. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa apabila financial leverage meningkat maka ROI akan menurun. Hal ini disebabkan karena semakin banyaknya dana yang diinvestasikan maka semakin banyak pula aktiva yang terpakai sehingga mengakibatkan penurunan aktiva yang bekerja sehingga ROI pun akan ikut menurun. ROI adalah ratio yang membandingkan laba setelah bunga dan pajak dengan jumlah aktiva yang bekerja. Sedangkan apabila financial leverage meningkat akan menyebabkan ROE juga meningkat karena meningkatnya financial leverage akan mengakibatkan aktiva perusahaan juga meningkat dan diharapkan laba yang dihasilkan oleh perusahaan juga akan meningkat. ROE dapat dikatakan sebagai kemampuan perusahaan dalam menyediakan laba bagi pemegang saham atas modal yang telah ditanam oleh investor.
Selain ROI dan ROE, financial leverage juga berdampak pada EPS, yaitu apabila financial leverage meningkat maka EPS juga akan meningkat. Hal ini dikarenakan penggunaan financial leverage bertujuan untuk meningkatkan laba yang akan membuat EPS juga meningkat. EPS merupakan hasil yang diperoleh pemegang saham untuk setiap lembar saham biasa yang beredar. EPS merupakan hal yang diperhatikan oleh para calon investor sebab para calon investor dapat mengetahui berapa banyak laba yang bisa diperoleh atas kepemilikan sahamnya pada perusahaan tersebut. Apabila pihak manajemen bisa mengelola dengan baik financial leveragenya agar dapat mencapai tingkat laba yang diharapkan sehingga return yang diterima per lembar sahamnya menjadi meningkat maka itu akan menjadi suatu bahan untuk pengambilan keputusan bagi para calon investor agar bersedia menanamkan investasinya pada perusahaan tersebut.
Pada perusahaan yang menggunakan financial leverage, kebijaksanaan penggunaan pinjaman harus melalui perhitungan yang tepat, karena semakin besar porsi penggunaan utang maka semakin besar resiko tidak terbayarnya utang tersebut. Walaupun penggunaan modal pinjaman di satu pihak menimbulkan resiko dan beban yang harus ditanggung pemegang saham. Karena itu penggunaan modal pinjaman dapat dibenarkan apabila tambahan modal tersebut mempunyai dampak financial menguntungkan yang akan terwujud apabila tingkat pendapatan dengan adanya modal pinjaman tersebut lebih besar daripada biaya modalnya.
Penelitian mengenai pengaruh financial leverage terhadap return on equity (ROE) sudah pernah dilakukan oleh Beard dan Dees (1979), Mandra (1995), Gale (1972), dan Martono (2002). Penelitian dari Beard dan Dees (1979), Mandra (1995), dan Gale (1972) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara financial leverage terhadap ROE, sedangkan Martono (2002) menyatakan adanya hubungan negatif antara financial leverage dengan ROE. Oleh karena itu, penulis ingin mengulangi penelitian tersebut dengan menambah dua variable terikat berupa return on investment (ROI) dan earning per share (EPS).
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis menjadi tertarik untuk membuat penelitian dengan judul “ Analisis Pengaruh Financial Leverage Dengan Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) Pada Perusahan yang Terdaftar Dalam LQ45”.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh financial leverage dengan Return On Investment (ROI).
2. Bagaimana pengaruh financial leverage dengan Return On Equity (ROE).
3. Bagaimana pengaruh financial leverage dengan Earning Per Share (EPS).

1.2.2 Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat memberikan pemahaman sesuai dengan yang diharapkan, maka batasan masalah dalam penulisan ilmiah ini akan dibahas mengenai hubungan Financial Leverage terhadap Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS) pada perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 peride 2009 dengan menggunakan metode Analisis Korelasi Sederhana, Koefisien Determinasi, Regresi Linier Sederhana, dan Uji “t”.

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian untuk penulisan ilmiah ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui :
1. Pengaruh financial leverage dengan Return On Investment (ROI).
2. Pengaruh financial leverage dengan Return On Equity (ROE).
3. Pengaruh financial leverage dengan Earning Per Share (EPS).

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penulisan ilmiah ini adalah :
1. Dapat membantu penulis memperdalam materi yang telah diajarkan selama perkuliahan.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam menggunakan sumber dana pinjaman yang mempunyai beban tetap untuk memperbesar tingkat penghasilan bagi pemegang saham.
3. Penulisan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta dapat dijadikan salah satu acuan bagi penulis lain yang ingin melakukan penelitian sejenis.





1.5 Metodologi Penelitian

1.5.1 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penulisan ini adalah perusahan – perusahaan yang terdaftar dalam LQ45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2009.

1.5.2 Data/Variabel
Variabel digolongkan menjadi 2, yaitu :
1. Variabel Bebas (Independen) adalah variabel yang terjadi dan merupakan pendugaan dari adanya sebab yang diperkirakan. Didalam penelitian ini, financial leverage sebagai variabel bebas yang dituliskan sebagai variabel X.
2. Variabel Tidak Bebas (Dependen) adalah variabel yang terjadi kemudian akibat yang diperkirakan atau variabel yang diduga nilainya. Didalam penelitian ini, ROI, ROE, dan EPS sebagai variabel tidak bebas yang dituliskan sebagai variabel Y.
Bentuk persamaan regresi linier sederhana :

Untuk persamaan antara financial leverage dan ROI, persamaannya adalah :
a. Ŷ = a + bX
ROI = a+bFL

Untuk persamaan antara financial leverage dan ROE, persamaannya adalah :
b. Ŷ = a + bX
ROE = a + bFL

Untuk persamaan antara financial leverage dan EPS, persamaannya adalah:
c. Ŷ = a + bX
EPS = a + bFL

1.5.3 Metode Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan, penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
1. Penelitian Kepustakaan
Penelitian dilakukan untuk mencari data sekunder atau informasi-informasi dengan mempelajari buku-buku dan artikel-artikel di internet yang berhubungan dengan masalah-masalah yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan
Dalam hal ini penulis melakukan pencarian data sekunder dari perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.5.4 Hipotesis
Pengujian hipotesis dengan koefisien korelasi bertujuan untuk mengetahui apakah variabel X mempunyai hubungan dengan Variabel Y, atau perubahan variabel X mempengaruhi variabel Y.
Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
H1 : Diduga financial leverage berpengaruh negatif terhadap Return On Investment (ROI).
H2 : Diduga financial leverage berpengaruh positif terhadap Return On Equity (ROE).
H3 : Diduga financial leverage berpengaruh positif terhadap Earning Per Share (EPS).




1.5.5 Alat analisis yang digunakan
Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis yang dianjurkan adalah dengan menggunakan program SPSS 14.0, metode dalam analisis ini termasuk kedalam analisis kuantitatif diantaranya, yaitu :
1. Analisis Korelasi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidak keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y, dimana tingkat korelasi kedua variabel dapat diperhitungkan.
2. Analisis Koefisien Determinasi
Analisis ini digunakan untuk menunjukkan berapa persen fluktuasi atau variasi pada suatu variabel (Y) dan dapat dijelaskan atau disebabkan oleh variabel lain (X).

3. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis regresi merupakan model yang akan menjelaskan sifat hubungan kedua variabel (X dan Y) yang diteliti, dimana dalam model tersebut terdapat sebuah variabel terikat (dependen) dan sebuah variabel bebas (independent).
4. Analisis Uji “t” (t test)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh variabel bebas (X) secara individual terhadap variabel terikat (Y).
a. Jika –ttabel ≤ thitung ≤ ttabel maka H0 diterima yang artinya tidak ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.
b. Jika –ttabel > thitung atau ttabel < thitung maka H0 ditolak yang artinya ada pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat.